Keep Focus!!!

Keep Focus!!!
Seperti itulah status Blackberry Messanger yang saya update. Bukan tanpa alasan saya menulis demikian, tapi adalah sebuah keharusan jika kita ingin mencapai tujuan yang kita cita-citakan untuk tetap focus pada tujuan kita. Percaya atau tidak, silahkan dicoba sendiri.

Dalam beberapa minggu terakhir ini begitu berat terasa. Segenap pikiran dan kekuatan tumpah ruah bersama cucuran keringat yang mengalir di pelipis memberikan sedikit rasa perih pada jerawat yang lagi lucu-lucunya tumbuh dan berkembang seiring waktu yang kian hari kian cadas.

Project yang saat ini saya jalankan menurut saya adalah titik balik dari perjalanan hidup saya, sudah terlalu lama saya terkatung-katung dalam dunia mimpi, kini saatnya saya harus balik ke dunia nyata untuk bekerja dan berbuat yang lebih.

Menurut saudara lain ibu dan bapak saya Agus, sekarang ini kita dalam posisi "bersekolah" sehingga kita harus berbuat lebih maksimal, dan tetap terus belajar memperbaiki diri, dengan harapan agar kita biasa "naik kelas". Sedikit hiperbola atau apalah namanya idiom ini, tapi sarat dengan makna, dan siapa pun pasti akan mengatakan benar.

aroel kendari, agus salim halip pagala
Agus Salim The Next Motivator

Tapi jika kita mau merenunginya.
Saat ini kita sudah terlalu lama bersama dengan kesia-siaan.
Sementara umur kian hari kian bertambah, menunggu sang khaliq memanggil diri kita.
Saat ini kita sudah terlalu sering bergelut dengan kehampaan.
Sementara hingga detik ini kita belum berbuat apa-apa.
Sadar atau tidak saya, anda dan mereka pasti mengakuinya, meskipun itu hanya sebuah ungkapan ketus yang tak sengaja kita keluarkan dari mulut mungil kita.
Mengagung-agungkan apa yang pernah kita lakukan. Tapi disisi lain kita juga sadar bahwa hal itu belum cukup dan masih membutuhkan sesuatu yang lebih dari itu semua.

Gini lohhh.... maksud saya,
Hidup ini tidak dimulai sejak matahari nampak di ufuk timur, tapi kehidupan ini telah dilalui jauh sebelum itu. Dan hidup ini juga tidak berakhir begitu saja saat matahari tenggelam di ujung barat sana, tapi jauh dari itu masih ada kehidupan yang akan terjadi dan berlangsung di depan sana dan bahkan tidak dapat kita prediksi kapan berakhirnya.
Maka berbuatlah sesuatu yang lebih berarti,
bukan hanya sekedar meratapi nasib dan menyalahkan orang lain,
bukan hanya sekedar bercengkrama dan berkumpul ria bersama,
bukan hanya sekedar mencari kerja dan mapan dengan apa yang kita peroleh,

Purindo, dokter hati
Aseli Motivator Dokter Hati

hidup harus lebih bergairah dari biasanya kata pak Purindo Motivator Dokter Hati pada Bimtek kemarin.

Saatnya Beraksi!!

Tidak ada kata terlambat untuk memulai,
begitu kata para pujangga,
lakukanlah sekarang juga, jangan tunggu nanti, esok atau entahlah,
begitu juga kata para pembijak,
terutama bagi mereka yang berkalang dengan misi mensejahterakan kehidupan bangsa,
menyongsong musim perhelatan 2014.

Memulai berbuat apa?
itu pertanyaan yang juga tidak bisa saya jawab,
karena setiap individu di atas muka bumi ini,
pasti tidak ada yang mau terdikte dengan apa yang akan dilakukannya,
entah itu hanya sekedar mandi dan tata cara mandi yang benar dan sehat.

Berbuat bukan berarti harus bekerja,
berbuat juga bukan berarti harus melakukan sesuatu yang tidak kita ketahui cara dan sistematikanya,
tetapi berbuat adalah melakukan apa yang bisa dilakukan oleh panca indera kita,
dan atau segenap jiwa raga dan kemampuan yang kita miliki.

Ada sebuah kata bijak yang sampai sekarang saya masih sangsi jika Presiden Kedua republik ini yang mencetuskannya,
"berbuat sesuatu itu adalah proses pembelajaran, dan belajar itu adalah apa yang bisa di lakukan oleh segenap jiwa raga dan panca indera kita" begitu katanya.

Tapi entah itu semua benar,
saya lebih tertarik berbicara apa dan kapan kita harus memulai.

Mengapa demikian pentingnya hal ini?
itu dikarenakan kehidupan kita yang terbilang cukup singkat,
bukan bermaksud untuk sok agamais berkhutbah,
tapi alangkah sayang dan ruginya kita semua,
ketika ajal datang menjemput,
sementara kita masih terlena dengan hiruk pikuk hura-hura,
masih terlena dengan chattingan facebook kita,
masih terlena dengan kongkow-kongkow bareng rekan-rekan kita,
dan masih terlena dengan kebahagiaan-kebahagiaan semu di sekitar kita.

Mungkin terlalu berat pembahasan ini jika kita mengaitkannya dengan faktor sufisme keagamaan,
tapi cobalah tengok sejenak behind the scene keseharian diri kita sendiri,
kita mungkin masih terlena dengan rutinitas di tempat kerja kita,
sementara orang-orang di sekitar kita masih banyak memerlukan uluran bantuan kita,
kita mungkin masih terlena dengan aktifitas kita berkomunikasi dan berkumpul dengan orang lain,
sementara kita masih harus dituntut untuk mensejahterakan diri kita,
mensejahterakan kedua orang tua kita,
mensejahterakan istri dan anak-anak kita,
dan bahkan ikut mensejahterakan orang-orang disekitar kita.

Ini bukan permasalahan sejahtera dan berbagi,
"tetapi bagaimana kita keluar dari titik aman kita",
begitu kata teman saya yang yang juga tidak menyangka dia dapat berkata demikian,
karena terkadang titik aman kita, memaksa kita untuk tetap berada di jalurnya,
sementara kita ketahui titik aman tersebut terkadang hanya sebuah pembenaran,
pembenaran akan eksistensi diri kita dimata orang lain,
aman dalam penilaian orang lain namun belum tentu aman menurut kita,
aman dalam pandangan orang lain namun kita masih harus tertegun dan berpikir keras akan tuntutan hidup kita.

Sebenarnya jauh sebelum kita berada di titik itu,
kita sudah sadar bahwa di titik itu yang ada hanya kejenuhan, sikap nerimo apa adanya bahkan cenderung apatis,
lebih kompleks lagidi titik itu yang ada hanya pengagungan semu dari orang lain,
yang mungkin saja mencari keuntungan di balik kesuksesan kita.

Keluar dari titik aman mu,
turun dari puncak kesuksesanmu saat ini,
karena di luar dan di bawah sana masih banyak kisi-kisi sempit yang bisa kita tempati,
dan bahkan lebih nyaman dari yang kita pikir dan bayangkan.

Jangan tunggu nanti, tapi berbuatlah sekarang juga,
Saatnya beraksi,,,,,
karena kita tidak akan pernah tau apa yang menanti kita didepan sana,
meskipun itu tempat kita berdiri adalah lorong yang gelap,
tapi percayalah diujung lorong gelap itu selalu ada cahaya terang penuh harapan.

saatnya beraksi

Blog yang pertama dan terakhir dari 9999 blog lainnya

blogger kendari, aroel kendari

 Tidak tau apa ini namanya blogger sejati, tapi yang jelas dalam lubuk hatiku yang terdalam masih ada sejumput jiwa blogger yang tertinggal. Ini blog yang kesekian kalinya saya create,,,, dari sekian banyak blog dengan tag line "aroelkendari blog", tapi semoga ini yang terakhir di create, dan semoga juga bisa istiqomah dengan blog ini.

Tidak tau kenapa, dan setan IREX mana yang sudah merasuki diriku yang sekonyong-konyong punya gairah yang luar biasa pool untuk nge-blog. Tapi inilah saya, jika berbicara nge-blog. Bukannya tidak istiqomah dan bertanggung jawab, tapi ini adalah realitas dan semua blogger juga pasti mengalaminya. Selalu dengan alasan klasik nan jadul yakni konten yang akan di tuliskan dalam blog. Pengen nulis tentang aktifitas keseharian, tapi nantin dibilang alay atau sok up to date. Pengen nulis tentang artikel-artikel bermanfaat juga dah banyak blogger yang kayak ginian, dan kalo ngikut aliran ini takutnya di angkut pihak berwajib atas kasus duplikat konten dan juga pelanggaran hak cipta. Dan pastinya setiap blogger di ranah jagat raya belantara ini pasti kepingin punya blog dengan konten yang unik dan berbeda.

Bukannya mencari pembenaran. Tapi setidaknya saya masih konsisten di jalan blogger ini. Dan jika di korelasikan dengan masalah istiqomah dan bertanggung jawab, pun aku termasuk kategori pria ceking yang istiqomah dan bertanggung jawab, jika ada wanita yang kepincut dan pengen dinikahi oleh diriku. Hanya saja siapa pun wanita itu harap banyak berdoa semoga pilihan yang telah dia putuskan itu bukanlah pilihan yang salah.

Cukup..... ini post pertama saya, sekalian juga nge-tes kemampuan jari-jari saya mencet tuts keyboard. :)

Climbing to Puncak Menara Persatuan Eks-MTQ

Sejak didirikan sebagai bangunan monumental baru kali ini aku mencoba menjajaki bangunan ini. Entah ada hal ihwal apa tapi ini sekedar mengisi waktu sore hari ketimbang tidur dan bangun saat maghrib.
Menara ini konon katanya didirikan sebagai simbol persatuan masyarakat Sulawesi Tenggara yang terdiri dari beragam etnis. Menara dan areal ini oleh masyarakat Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara lebih dikenal dengan sebutan "Tugu MTQ". Karena memang menara dan areal ini resmi digunakan pada moment pelaksanaan Musabawah Tilawatil Qur'an Tingkat Nasional yang dipusatkan di kota kecil Kendari. Dimasa pemerintahan Eks-Gubernur Ali Mazi yang sempat menuai banyak kontroversi dan bahkan pembangunannya terbilang banyak masalah dan hingga kini juga belum rampung pembangunannya. Ahhh... entahlah itu semua ada kaitannya dengan politik, yang notabenenya aku paling malas mendiskusikannya.

Back to topic,,,,, aku cuman sekedar ingin memposting foto-foto dari ketinggian menara persatuan Eks-MTQ, yang ternyata sayang dilewatkan dan juga begitu sayang kenapa pembangunannya dihentikan.
View pemandangan dari ketinggian :)






Gambar narsis dari ketinggian bersama Subhan Bobo :)







Penampakan kerusakan yang sukses bikin miris melihatnya,,,,,,,








Tulisan tangan jahil,,,,,

Kaca yang tebalnya naujubilehh juga bisa pecah,,,,,

Lantai plat besi yang sudah mulai rapuh.....

Semoga bukan penampakan....

Seminar dan Pelatihan Blogger Kendari

Hasil gath kemarin akhirnya terwujud, dengan kegiatan Seminar dan Pelatihan Blogger Kendari dengan tema "Memanfaatkan Blog sebagai Sarana Meraih Penghasilan" yang diselenggarakan di ruangan laboratorium Tekhnik Informatika Universitas Haluoleo bertepatan tanggal 9 Januari 2013.

Tampil hadir sebagai pembicara rekan Arhy Said dengan materi monotize blog, Bang Ichal Faisal dengan materi Meraih penghasilan via blog dan Bang Arham Kendari dengan teknik penulisan blognya. Pesertanya adalah para mahasiswa Teknik Informatika Universitas Haluoleo Kendari.

Kecil siiihhh,,,, tapi meriah,,,,